Rakyat Suriah Rayakan Sebulan Jatuhnya Bashar Assad dengan Konser Penuh Haru

Posted on

— Ribuan rakyat Suriah memadati sebuah aula konser di Damaskus, Rabu (8/1/2025) lalu untuk merayakan momen bersejarah: satu bulan sejak jatuhnya rezim Bashar Assad. Konser tersebut menjadi simbol kemenangan rakyat yang telah berjuang selama hampir 14 tahun dalam konflik berkepanjangan yang merenggut banyak korban jiwa.

Di tengah suasana penuh emosi itu, Wasfi Maasarani, penyanyi yang menjadi simbol revolusi, kembali tampil di tanah airnya setelah 13 tahun hidup dalam pengasingan di Los Angeles, Amerika Serikat.

Penampilannya menyuarakan harapan baru bagi rakyat Suriah yang telah lama mendambakan kebebasan.

“Kami belum pernah melihat negara ini tanpa Assad sejak saya lahir. Saya tidak dapat menggambarkan perasaan saya, saya berharap kebahagiaan kami akan bertahan lama,” kata Alaa Maham, seorang penonton yang baru kembali dari Uni Emirat Arab.

, menggema di aula. Lagu yang pertama kali dinyanyikan pada 2012 itu didedikasikan untuk Free Syrian Army, pasukan pembelot yang menolak perintah menindas rakyat.

Lirik lagu tersebut memuat pesan kebebasan dan harapan yang menjadi penyemangat rakyat selama konflik.

Di antara penonton, terlihat bendera revolusi dengan tiga bintang berkibar, menandakan harapan baru bagi Suriah tanpa rezim Assad.

.

Konser yang diselenggarakan oleh Molham Volunteering Team, sebuah organisasi kemanusiaan, diwarnai suasana haru.

Penonton menyalakan lampu ponsel dan bergoyang mengikuti irama lagu. Beberapa terlihat menyeka air mata.

Raed Saleh, pemimpin kelompok White Helmets, yang dikenal menyelamatkan korban konflik, turut memberikan pidato.

Ia mengingatkan masyarakat agar tidak melupakan keluarga yang kehilangan anggota keluarganya akibat kekejaman rezim Assad.

“Dengan kemenangan ini, kita tidak boleh melupakan keluarga-keluarga yang tidak pernah menemukan anak-anak mereka di penjara dan pusat-pusat penahanan,” ujar Saleh.

yang memimpin proses pembentukan pemerintahan baru.

Namun, bagi rakyat Suriah, konser tersebut adalah momen pembuktian bahwa harapan dan kebebasan tidak pernah mati.

“Kita terbebas dari penindasan dan korupsi dengan jatuhnya Assad dan kekuasaan keluarganya,” kata Maham.

(Ini adalah revolusi rakyat dan rakyat tidak pernah gagal).”