Timnas Indonesia berusaha mempercepat langkah menuju Piala Dunia dengan mendatangkan banyak pemain keturunan.
Keputusan itu mampu mengantarkan Skuad Garuda lolos putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Indonesia bahkan mampu bersaing dengan tim-tim langganan Piala Dunia seperti Australia dan Arab Saudi.
Kemenangan 2-0 atas Arab Saudi membuat Tim Merah-Putih menempati posisi ketiga klasemen sementara Grup C.
Indonesia hanya terpaut satu poin dari Australia di posisi kedua, tempat terakhir untuk tiket otomatis.
Namun, media Vietnam Dan Tri menilai proyek naturalisasi membuat Indonesia lupa membangun fondasi di usia dini.
Dan Tri mencontohkan kegagalan di ASEAN Cup 2024 menjadi bukti ketiga fondasi tidak dibangun sejak awal.
“Tentu saja fondasi sepak bola yang tidak dibangun dari bawah bisa runtuh sewaktu-waktu,” tulis Dan Tri.
“Kegagalan Indonesia di ASEAN Cup 2024 saat tidak menggunakan pemain naturalisasi menjadi bukti nyata hal itu.”
“Bukan kebetulan jika tim-tim sepak bola tangguh di Asia seperti Jepang atau Korea Selatan harus menghabiskan waktu puluhan tahun untuk membangun fondasi yang kokoh.”
“Pemain-pemain asli mereka cukup mumpuni untuk pergi ke Eropa bermain sepak bola, belajar pemikiran sepak bola di Benua Biru, lalu membuat lompatan maju untuk tim nasional.”
“Hanya dengan bermain sepak bola seperti ini, kita bisa berharap untuk menciptakan dominasi jangka panjang,” tambahnya.
Pandangan serupa juga disampaikan oleh Wakil Presiden Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF), Tran Anh Tu.
Tran Anh Tu menilai proyek naturalisasi Indonesia telah menciptakan efek negatif pada pemain lokal.
“Vietnam selalu terbuka untuk pemain naturalisasi, tetapi yang penting adalah bahwa pelatihan pemain muda harus tetap diutamakan.”
“Naturalisasi besar-besaran Indonesia telah menciptakan celah, yang menciptakan efek negatif pada pemain lokal.”
“Ada alasan mengapa Indonesia tidak dapat memanggil pemain kunci di Piala AFF baru-baru ini.”
“Melihat Indonesia, kita dapat belajar dari pengalaman, semuanya berada pada level yang wajar.”
“Seluruh dunia berfokus pada pelatihan pemain muda dan sepak bola Vietnam tidak bisa berbeda,” kata Tran Anh Tu.
Dalam wawancara dengan Znews, mantan pelatih Australia Graham Arnold menilai fondasi sangat penting di sepak bola.
Menurutnya, itu adalah faktor terpenting bagi tim Asia Tenggara untuk mencapai kesuksesan jangka panjang.
“Keberhasilan sepak bola yang berkelanjutan membutuhkan konsensus dari semua pihak,” kata Arnold.
“Kesatuan dalam tujuan dan tindakan adalah faktor kunci untuk membawa sepak bola suatu negara ke tingkat yang baru.”
“Untuk membangun fondasi yang kokoh bagi sepak bola muda, kita perlu berinvestasi dalam pengembangan turnamen muda.”
“Memastikan bahwa tim nasional muda secara rutin berpartisipasi dalam turnamen kontinental seperti Piala Asia di semua tingkat usia.”
“Pengalaman kompetisi internasional akan membantu pemain muda mengasah keterampilan mereka, mendapatkan pengalaman, dan berkontribusi untuk meningkatkan kekuatan tim nasional secara keseluruhan,” tambahnya.